BERITA FITK. 24 November 2016. Tepat pada Hari Pahlawan, 1 November 2016 TVRI NTB Goes to Campus dalam acara/progrmam Berugak, FITK IAIN Mataram didaulat sebagai tempat kegiatan diskusi publik yang bertemakan “Pahlawan di Mata Masyarakat NTB.” Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 300an mahasiswa, Danrem Farid Makruf, Ketua Veteran NTB Bgigen (Purn) Abdul Kadir, Dekan FITK IAIN Mataram dan Dosen FITK IAIN Mataram Dr. Akhmad Asyari, M.Pd.
Kegiatan tersebut berlangsung semarak, antusiasme mahasiswa terlihat dari jumlah korsi yang disediakan semuanya terisi, bahkan sebagaian mahasiswa lainnya duduk di tempat lainnya. Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerjasama kedua belah pihak dan alhamdulillah Kami merasa bahagia bisa berbagi ilmu pengetahuan bersama mahasiswa tentang kepahlawanan. termasuk Kami sampaikan terima kasih kepada LPP TVRI NTB yang konsen mendekatkan diri dengan masyarakat untuk memberikan informasi dan edukasi terbaik bagi masyarakat Ungkap Dr. Hj. Nurul Yakin sesaat diskusi publik tersebut.
dscn1437dscn1439dscn1500dscn1562dscn1625dscn1632dscn1657dscn1664dscn1670dscn1674.
Kegiatan ini menurut Produses LPP TVRI NTB, Arya. Kami harus dapat menunjukkan eksistensi pada publik, termasuk di IAIN pada kesempatan ini, Kita akan libatkan potensi yang ada, narsumber dan bahkan penampil dari unsur mahasiswa di IAIN harus terlibat, dan syukur Kami bangga dengan kehadiran dan atusiasme mahasiswa  termasuk penampil musik yang telah bekerjasama dalam kegiatan tersebut. Merka juga adalah pahlawan. Ungkapnya.
Menurut Farid Makruf, pahlawan adalah unsur penting bagi negara, tanpa kehadirannya Indoensia bukanlah apa-apa. Maka saat ini dibutuhkan semangat kepahlawanan yang dapat diartikulasi melalui beragam kegiatan positif yang dapat meningkatkan derajat bangsa. Pahlawan hari ini bukanlah sosok yang harus berperang dan bergerilya. Namun semangat berdikari dan semangat positif dalam belerjar adalah pahalawan. Akunya.
Ke depan, tantangya pada mahasiswa terdapat tantangan yang jauh lebih besar harus kita waspadai diantaranya perang melawan narkoba, korupsi, dan kebinekaan bangsa. dibutuhkan semangat dan mampu menjadi pendamai ditengah kekisruhan sosial nantinya. Ungkapnya.
Lain halnya dengan Abdul Kadir. Pahlawan di NTB telah berperan banyak bagi negara bangsa dan agama. Eksistensinya mestilah dapat dihargai, minimal dengan membacakan fatihah. Pahalwan di NTB telah menjadikan Indonesia sebagai bagian yangtidak terlupakan, semisal tokoh Raja Bima, TGH. Zainudin AM Pancor adalah diantara ratusan pahlawan yang telah berjuang melalui gerakan fisik, pikiran dan bahkan materi.
Salah seorang mahasiwa menanyakan pada narumber, syarat dijadikan pahlawan nasional apa pak? Pak Abdul Kadir memberikan jawaban diantaranya mereka telah meninggal dunia, telah berjuang dengan dibuktikan lisan dan cerita otentik dan tentunya tidak berafiliasi pada Jepang atau Belanda Saat itu. Tutupnya singkat.
Pemaparan Dr. Asyari memberikan pemahaman bahwa disintegrasai bangsa, perang melawan narkoba dan korupsi adalah pikiran penting untuk segera diaktualisasikan nyata oleh mahasiswa, melawan semuanya adalah wajib. Ungkapnya nyaring. Maka langkah nyata adalah melakukan revolusi mental dan pikiran untuk bangkit melawan fenomena fatologi sosial tersebut. Bukan semata berpangku tangan. Jika kita cermati bagaimana beratnya orangtua kita dahulu berperang secara fisik dan mental untuk mengusir penjajah dengan keterbatasan ilmu dan tehnologi. Namun alhamdulillah kita rasakan manfaatnya. Tutupnya.**chae