Kabar Humas: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau disingkat  BNP2TKI merupakan sebuah lembaga pemerintah non departemen  yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan tenga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. UIN Mataram sebagai salah satu kampus yang menjadi mitra kerjasama dalam pembekalan informasi melalui pola kerjasama kuliah kerja partisipatif tematik dengan 10 Perguruan Tinggi lainnya seluruh Indonesia.
Mengingat Nusa Tenggara Barat merupakan nominasi daerah terbesar ke-4 se-Indonesia penyumbang tenaga kerja ke luar negeri menempatkan lebih dari 20 ribu TKI pertahun.  Sebagai salah satu kontribusi UIN Mataram adalah melakukan pemberdayaan dan pembinaan calon TKI ke luar negeri dengan kemampuan bahasa asing yaitu bahasa arab dan inggris melalui UPT Pusat Bahasa. Disamping itu juga tujuan kerjasama yang dibangun adalah untuk mendorong peningkatan pemahaman masyarakat terkait program penempatan dan perlindungan tenaga kerja ke luar negeri melalui kerjasama penyebarluasan informasi.
Deputi penempatan TKI Agusdin Subiantoro dalam sambutanya mengatakan bahwa pentingnya kolaborasi dengan perguruan tinggi yang memeiliki program bersentuhan langsung dengan masyarakat. UIN Mataram kami pilih sebagai tempat pelaksanaan kerjasama melalui KKP tematik, karena provinsi NTB  termasuk salah satu daerah dengan angka penempatan TKI yang relatif tinggi.  Kolaborasi ini sangat tepat dilakukan cukup untuk menjangkau ke desa-desa dalam menyampaikan informasi terutama di kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur Lombok Tengah dan Lombok Utara.
Rektor UIN Mataram Dr. H. Mutawali dalam sambutanya menyampaikan apresiasi kepada LP2M atas prakarsa yang baik mampu membangun kerjasama dengan BNP2TKI dan mendesain pola kerjasama secara berkelanjutan. Melalui LP2M pada tahun ini menjadwalkan 1.742 mahasiswa  yang akan disebar secara merata di pulau Lombok. Kami pesankan dan harapkan kepada semua mahasiswa yang mengikuti KKP tahun ini agar bisa menjadi agen perubahan melalui program pemberdayaan dan pembinaan selama di lokasi.
Lebih lanjut rektor menyampaikan bahwa dinamika yang berkembang tentang TKI terkadang tidak objektif di masyarakat, masih banyak warga yang belum paham mengenai manfaat yang didapat jika berangkat menjadi TKI secara prosedural. Penting untuk disosialisasikan kepada warga masyarakat yang masih memandang prosedur menjadi TKI hanya mempersulit urusan, mereka ingin cepat berangkat dan cepat dapat uang. Mereka belum paham bahwa prosedur yang harus mereka lewati adalah untuk perlindungan bagi mereka kelak di negara penempatan.
Masyarakat sering disuguhkan berita negatif mengenai TKI sementara keberhasilan dan apa yang dilakukan pemerintah selalu luput dari pantauan.  Solusinya adalah melalui program kerjasama ini dinilai sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan informsi mengenai penempatan dan perlindugan TKI. Sebagai salah satu kontribusi lembaga melalui pusat pengembangan bahasa UIN Mataram adalah siap membekali kemampuan bahasa asing bagi para TKI sehingga memiliki bargaining position di luar negeri. Wallohua’lam (Adita@humasuin)