Berita Humas: Rektor UIN Mataram Dr. H. Mutawali sudah terlihat di  halaman kampus satu Jl. Pendidikan No. 35 sekitar pukul 07.19 karna pagi ini senin tanggal 23 Oktober akan ada upacara peringatan hari santri nasional dan beberapa agenda penting rektorat lainnya yang sudah terjadwal hingga sore hari secara maraton. Awal pekan yang penuh dengan kegiatan, menambah geliat kampus menjadi semakin lebih semarak, bisa dibayangkan kampus putih yang padat dengan bangunan tersebut dihuni oleh ribuan mahasiswa dan juga para pegawai. Upacara dimulai tepat pukul 07. 40 wita dan rektor bertindak selaku pembina upacara.
Selesai upacara hari santri nasional, selanjutnya rektor mengikuti acara kedua yang berlangsung di ruang rapat utama dengan agenda silaturahmi dengan crew media cetak, elektro dan online sebanyak 15 orang.  Acara yang diprakarsai oleh lembaga swadaya masyarakat Jaringan Masyarakat Madani yang digawangi oleh Viken dan beberapa pentolan aktivis Komunitas Islam Nusantara lainya. Acara yang mendaulat bapak rektor sebagai narasumber dengan peserta semuanya dari kalangan pers memang didesain sebagai silaturahmi dan diskusi bertajuk refleksi keberhasilan program pembangunan bapak presiden RI.
Diskusi singkat yang berlangsung sekitar 45 menit kemudian rektor memberikan keterangan pers terkait dengan bebebrapa pertanyaan crew media yang berlangsung di depan ruang rektor.  Dalam siaran persnya rektor didampingi oleh kasubag humas telah menghimpun dan mencatat beberapa point penting tanggapan rektor, yang selanjutnya dapat disederhanakan menjadi beberapa hal.
Pertama tentang momentum hari santri dapat memperkuat jiwa  religius keislaman dan sekaligus juga jiwa nasionalisme-kebangsaan, agar kita selalu ingat untuk meneladani semangat juang ke-Indonesia-an para pendahulu kita. Semangat kebangsaan, cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara. Para santri seperti K.H. Hasyim As’yari, K.H. Ahmmad Dahlan, A. Hassan, Ahmad Soorhati, dan Mas Abdul Rahman secara historis telah dikenal perannya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kedua mengenai keterbukaan dan akses informasi yang serba digital, kehadiran internet sebagai bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya. Mahasiswa sebagai bagian dari santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan sehingga sejalan dengan upaya untuk menjaga agama, jiwa, nalar,  dan martabat bangsa.
Ketiga adalah memberikan apresiasi terhadap keberhasilan program pembangunan pemerintah Jokowi-JK yang hari ini genap tiga tahun dalam banyak hal, secara khusus rektor menyoroti keberhasilan bidang pendidikan, peningkatan ekonomi, layanan publik, dan telah banyak membangun infrastruktur yang bisa memberi manfaat besar pada kehidupan masyarakat dan perekonomian. Jokowi menunjukkan kepemimpinan yang bergerak ke bawah dan menjadikan dialog langsung dengan rakyat, menyapa masyarakat keluarga besar pondok pesantren sebagaimana yang dilakukanya beberapa hari yang lalu di ponpes Qomarul Huda Bagu.  Alhamdulillah rektor sebagai tuan rumah bersama jajaran keluarga besar pondok pesantren ikut menyambut kedatangan rombongan presiden yang didampingi menteri sekretaris Negara, menteri agama dan gubernur NTB. (Adita@humasuin)