dscn1998dscn2039-copy
BERITA FITK. 21 November 2016. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelola informasi di lingkup IAIN Mataram. Hari Senin kemarin (21/11/2016) Rektor IAIN Mataram membuka kegiatan workshop refreshment pengelolaan Website dan Berita yang diinisiasi oleh Kasubag Humas IAIN Mataram atas supporting Islamic Developmen Bank (IsDB) IAIN Mataram. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari (Senin-Selasa/21-22) di Hotel Fave Mataram.
Menurut Kasubag Humas IAIN Mataram Arya Hukmi, MM. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka penguatan pengetahuan dan pemahaman pengelola informasi dan kehumasan di lingkup IAIN Mataram. Tentunya, kegiatan ini juga diinisasi dalam rangka penyatuan persefsi kehumasan tentang bagaiaman tata kelola berita website yang dimiliki oleh IAIN Mataram. Karena bagaimanapun, eksistensi website sebagai pusat informasi terdepan mestilah dapat terkeloala dengan baik oleh SDM yang profesional. Maka SDM yang dimiliki oleh IAIN Mataram harus kita latih. Mereka pengelola-pengelola berita offline dan website institut, fakultas, pascasarjana, dan unit-unit lainnya yang berjumlah 30 orang peserta.
Menurutnya, kegiatan ini akan diisi oleh Dr. Mastuki, M.Ag. Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementrian Agama RI dengan membahas Pembangunan dan pengembangan website insritusi sebagai media membangun citra dan mengelola publik opinion. Berikutnya Zulhakim, Redaktur Pelaksana Lombok Post dengan bahasan teknik pencarian berita, mendesain website, berita offline/online serta mengaupload website ke accout server hosting. Terangnya.
Secara resmi dibuka oleh Rektor IAIN Mataram Dr. H. Mutawalli, M.Ag. Mutawalli mengapresiasi kegiatan tersebut, karena bagaimanapun eksitensi berita dan kehumasan mestilah mampu menjembatani kepentingan institusi, agar masyarakat mengetahui kegiatan dan program institusi. Silahkan aktualiasasi pengetahuan menulisnya, tulislah apa yang IAIN lakukan, publishlah secara akurat dan menarik. Bahkan Rektor menunggu dari Kasubag Humas agar usulan untuk dibentuknya team kehumasan yang bertugas untuk mengawal website di lingkup IAIN Mataram. Ungkapnya.
Mutawalli berharap kegiatan ini bukan semata sebatasa teoritis namun secara praksis dapat berkontribusi dalam arangka membangun citra sehingga marawah institusi dapat teraktualisasi. Karena selama ini seringkali masyarakat tidak mengetahui eksistensi IAIN Mataram. Bahakan Akunya, seringkali IAIN itu masih dikenal dengan STAIN, lebih lucu lagi surat uyang dikirim oleh pemerintah ditujukan kepada Ketua STAIN Mataram atau Rektor IAIN Kota Mataram. Ungkapnya lirih.
Paparan Dr. Mastuki diantaranya reputasi dan eksistensi institusi semisal IAIN Mataram harus dimulai melaluai pemebritaan offline dan online. Manfaat website pastinya mampu mendongkrak citra positif di lingkup Kemenag RI. Untuk mendongkrak citra tersebut, Kemenag RI telah disurvei oleh lembaga survei semisal Penilaian Menpan RB  tentang indeks Reformasi Birokrasi meningkat dari 54,83 % (2015) menjadi 62, 28 % (2016). Indeks tersebut diadasarkan pada data yang akurat yang diberitakan domine ac.id di bawah Kemanag RI.
Mastuki berharap humas masa kini harulah eksis dan masuk di setiap  lini, berikutnya, Eksistensi pelaksanaan program tersebut harus melibatkan publik, maknanya adalah agar melibatkan dosen untuk mengirim tulisannya, mengudang mahasiswa sebagai reportase kegiatan kemahasiswaan dan lainnya. Terakhir, pengelolaan informasi menjadi keniscayaan sebagai bagian dari aset vita organisasi.
Kritik saya, kecendrungan  berita di website di bawah n Kemenag RI masih bersifat informatif dan seremoni pimpinan saja. Tapi mohon publikasikan juga kegiatan akademik kemahasiswaan, prestasi mahasiswa dan bahkan tulisan-tulisan mahasiswa dan dosen.  Termasuk manfaatkan website tersebut sebagai media informasi akademik kemahasiswaan. Tutupnya.
Sedangkan pemateri dari Lombok Post memberikan materi bagaimana mengaktualisasikan ide menjadi sebuah tulisan dalam bentuk berita. Menghubungkan tulisan di website dengan media sosila semisal fb dan twitter dan tata kelola perwajahan website yang menarik.  Diskusi sesi kedua ini mendapat perhatian dari peserta pelatihan tentang metodologi dan praksis penulisan.**chae