Tindak lanjut MoU antara UIN Mataram dengan UNNES Semarang salah satunya dilaksanakan melalui pengabdian kolaborasi oleh kedua perguruan tinggi tersebut. Pengabdian kolaborasi ini diimplementasikan bersama antara Dosen Program Studi Tadris IPS Fakultas Tarbiyah UIN Mataram dengan Dosen Program Studi IPS FISIP Universitas Negeri Semarang. Ada dua pengabdian kolaborasi yang dilaksanakan, yaitu Penguatan Kapasitas Guru-Guru IPS SMP/MTs Kota Mataram dan Peluang Alumni dalam Studi Lanjut dan Dunia Kerja. Sasaran dalam kegiatan pengabdian kolaborasi ini adalah guru IPS SMP/MTs., se-Kota Mataram untuk pengabdian yang pertama, sedangkan yang kedua sasarannya lebih kepada alumni dan mahasiswa semester akhir program studi Tadris IPS FTK UIN Mataram.

Pelaksanaan pengabdian ini tuntunya sangat berarti bagi guru khususnya guru IPS SMP/MTs kota Mataram, karena selain mendapatkan kesempatan berbagi pengetahuan dan pengalaman bersama nara sumber dari dosen Prodi IPS FTK UIN Mataram, juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dan pastinya memberikan manfaat dari nara sumber Dosen Prodi IPS UNNES Semarang.

Pengabdian kolaborasi yang dilaksanakan pada Kamis, 7 Desember 2023 dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Bapak Yusuf, M.Pd., dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kerjasama dengan FTK UIN Mataram perlu ditingkatkan melalui berbagai bentuk kegiatan dalam rangka meningkatkan kapasitas guru-guru IPS. Dengan kapasitas yang semakin baik tentunya akan dapat meningkatkan layanan pendidikan dan pembelajaran bagi siswa, yang menekankan kepada pembelajaran terpusat kepada siswa.

Wakil Dekan III yang mewakili Dekan FTK UIN Mataram membuka kegiatan tersebut menyatakan, bahwa ini adalah silaturrahmi akademik yang tentunya memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi peningkatan kapasitas guru, yang saat ini didukung oleh berbagai perangkat teknologi guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.

Dalam kegiatan ini diisi oleh empat nara sumber, dua nara sumber dari Prodi Tadris IPS UIN Mataram yakni Dr. Wildan, M.Pd dan Rahmat A. Kurniawan, M. Sc sedangkan dua nara sumber dari Prodi IPS FISIP UNNES Semarang adalah Bapak Prof Dr. Cahyo Budi Utomo, M. Pd, dan Dr. Muh. Shaleh, M.Pd. Bapak Prof. Dr. Cahyo Buti Utomo, M.Pd. keduanya menekankan bahwa peluang alumni prodi IPS sangat banyak di dalam dunia kerja, karena selain disiapkan menjadi guru IPS, lulusannya juga disiapkan mampu berkompetisi dalam dunia kerja lain, yang tentunya didukung oleh kemampuan mencermati berbagai peluang, di mana peluang-peluang tersebut penting berbasis kepada penelitian yang menyumbangkan data yang akurat. Prof. Dr. Cahyo Budi Utoma juga menyampaikan bahwa para lulusan pendidikan IPS tidak perlu takut menghadapi persaingan global. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kapasitas dan kualifikasi diri melalui studi lanjut, yang hampir di semua perguruan tinggi menyiapkan diri untuk menerima lulusan baik lulusan S1, maupun S2 untuk lanjut ke jenjang lebih tinggi. Untuk yang tertarik dan merasa termotivasi meningkatkan kualifikasi dan kapasitias di bidang IPS, UNNES Semarang telah membuka program studi S2 dan S3 IPS.

Dua nara sumber berikutnya yaitu Dr. Muh. Shaleh dari UNNES dan Dr. Wildan dari UIN Mataram, keduanya berbicara hal yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas  guru IPS. Dr. M. Shaleh, menekankan agar sebagai guru IPS tidak boleh lengah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini berada dalam era 4.0 dan 5.0. Tidak boleh ada guru IPS yang gagap teknologi, karena anak-anak di sekitar kita dan guru-gurunya sudah familier dengan teknologi. Perubahan dan perkembangan cara-cara belajar dan mengajar tidak dapat dihindari, oleh karena itu pentingnya implementasi model-model pembelajaran problem based learning, project based learning maupun inquiry harus menjadi bagian dalam pembelajaran yang tidak boleh ditinggalkan.

Sedangkan Dr. Wildan menyampaikan beberapa hal terkait dengan pembelajaran dalam era digital saat ini, ada dua pilihan bagi kita sebagai guru yaitu tidak melakukan apa-apa yang bermuara pada ketertinggalan, akhirnya akan tergusur atau mempunyai dan mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dan merespon gelombang perubahan yang terus berkembang.

Respon peserta khususnya guru-guru sangat positif, dan berharap kegiatan pengabdian oleh perguruan tinggi seperti ini perlu dilanjutkan melalui berbagai kegiatan yang membangun kepercayaan diri bagi guru khususnya guru IPS yang persaingan tidak hanya terjadi antar guru dalam pengembangan diri, akan tetapi teknologi seolah-olah telah menjadi kompetitor dalam membentuk karakter peserta didik.