Berita Humas: Pascasarjana UIN Mataram menggelar Seminar Nasional pada hari Sabtu (25/11/17) di Hotel Golden Palace.  Kegiatan yang mengusung tema “Peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Dalam menanggulangi Kekerasan dan Extrimisme”, yang mengundang narasumber Ketua Umum PBNU, Dirjen Pendis, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya dan Rektor UIN Mataram. Menghadirkan peserta 150 orang dari kalangan mahasiswa pascasarjana, pimpinan pondok pesantren dan LSM.
Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Suprapto dalam laporan pengantarnya menyampaikan bahwa di penghujung tahun ini fenomena kekerasan, radikalisme, ekstremisme dan terorisme masih menjadi persoalan serius yang dihadapi bangsa ini. Tak kurang dari 200 kasus kekerasan termasuk kekerasan berbasis agama setiap tahunnya terjadi. Sejumlah konflik bernuansa kekerasan masih menghiasi media massa terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sulawesi, Sumatra, Aceh, Maluku, dan NTB.
Maksud dan Tujuan diadakan seminar nasional ini adalah untuk mengkaji fenomena kekerasan, radikalisme  dan ekstremisme.  Kemudian juga untuk mensosialisasikan nilai-nilai luhur agama untuk gerakan kontra radikalisme dan ekstremisme.  Selain itu juga dihajatkan untuk meningkatkan peran warga kampus dalam gerankan penanggulangan kekerasan, ekstremisme dan radikalisme
Lebih lanjut beliau tegaskan bahwa pelaku kekerasan  tidak memandang usia termasuk yang paling menyedihkan adalah kalangan remaja.  Keterlibatan kalangan remaja dalam keekrasan merambah di sekolah-sekolah, pondok pesantren termasuk perguruan tinggi.  Untuk itu, diperlukan program-program untuk menanggulangi kekerasan dan ekstremisme dari semua kalangan termasuk perguruan tinggi sebagai agen penting dalam menyebarluaskan dan mensosialisasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil- alamin.
Rektor Dr. H. Mutawali dalam sambutanya mengungkapkan bahwa persoalan terorisme bukan soal pelaku, jaringan dan aksi saja, namun juga ideologi yang dapat mengancam persatuan bangsa.  Kegiatan ini merupakan pembekalan kepada masyarakat khususnya dunia kampus tentang dampak buruknya jika tidak mengetahui tentang berbagai bentuk kekerasan dan ekstrimisme. Tafsir pemahaman tentang istilah kekerasan yang berkembang seringkali disandarkan pada agama, padahal dalam semua lini kehidupan sering kali ditemukan penyimpangan dalam bentuk kekerasan.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, bagaiamanpun kita sebagai masyarakat harus peka terhadap situasi dan perkembangan sebagai dampak kemajuan tehnologi, sehingga kita tidak mudah terpengaruh dengan provokator terhadap apa yang kita yakini, mengatas namakan agama dan lain sebagainya.  Yang tidak kalah pentingnya juga adalah menagkal bahaya laten terorisme intelektual yang sering saling menjatuhkan satu sama lain, menghukum dengan konsep pemikiran, bahkan tidak jarang kita dengar betapa mudahnya orang saling mengkafirkan satu sama lain, nauzubillahiminzalik.
Closing statement Rektor UIN Mataram menegaskan bahwa kita perlu memperkuat komitmen dan tekad melawan gerakan ekstrimisme, artinya bahwa sebagai warga Negara wajib untuk menjunjung tinggi Idiologi Pancasila, Konstitusi UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Mahasiswa sebagai garda terdepan perlu dilibatkan dalam memelihara keutuhan NKRI. Kami mengajak semua civitas akademika UIN Mataram untuk terus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan. Kampus harus  membentengi mahasiswa dari berbagai paham ekstimisme dengan pendekatan Islam Rahmatan Lil-’Alamin. Wallohua’lam. (Adita@humasuin)