Berita Humas:  Kontingen Racana UIN Mataram Nusa Tenggara Barat  berhasil memukau penonton di pentas seni budaya nusantara pada Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan XIV yang digelar di Bumi Perkemahan UIN Suska Riau, Sabtu, (06/05).
Dalam pantauan Humas, Kontingan UIN Mataram menampilkan dua jenis persembahan yaitu kisah putri nyale yang diperankan oleh Konita Islami dan didukung oleh penari Muh. Khairurrozak,  Sri januarti,  Atan, Hizwadain watoni, Masnah, Afif zamharir dan Bq.  Hestina.  Sedangkan persembahan presean dimainkan oleh dedi siswanto dan sirajul huda yang membuat para penonton berdecak kagum yang sangat memicu adrenalin melalui pukulan ketangkasan laksana pasukan perang memainkan pedang dengan lincah.
Pembawa acara dalam pentas seni adalah kakak ketua dewan racana putra dan putri Muniri dan Hindun Larasati, dengan menyampaikan  latar  belakang sejarah yang dilengkapi dengan makna filosofis dari setiap gerak gerik persembahan yang dibawakan oleh para pemain yang sudah terlatih. Sekilas tentang kisah putri nyale adalah menjadi cerita legendaris masyarakat gumi Lombok, dan presean adalah budaya khas sasak sebagai uji nyali ketangkasan dan mengandung makna sejarah perjuangan lainnya yang sejak dulu hingga kini masih dirawat sebagai asset kelestarian budaya.
Ali jadid dan Ermawati sebagai kakak pendamping yang berada di lokasi pentas seni menjelaskan bahwa penampilan adek-adek racana UIN Mataram sangat membuat penonton berdecak kagum, dan membuat panggung seni menjadi meriah, bahkan tidak sedikit penonton yang berdecak kagum menyaksikan atraksi yang luar biasa.
Rektor Prof. Dr. H Mutawali yang menerima laporan dari Ali Jadid dan Ermawati sebagai pendamping di lokasi menyampaikan apresiasi kepada semangat dan perjuangan adek-adek pramuka UIN mataram, sembari beliau berpesan agar untuk tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan, jadikan malam pentas Seni Budaya Nusantara sebagai wadah olah kreasi, mental, kecerdasan dan ketangkasan dengan menampilkan seni budaya sebagai sebuah syiar dan menjadi bagian dari pengembangan wawasan keanekaragaman budaya nusantara. Wallahu A’lam (Adita@humasuin)