Hb 8 Ogos 2024 (mengikut model kalender Brunei), Kelompok Riset (kolaboratif) UIN Mataram  yakni Prof.Dr. Fahrurrozi, Dr. Muhammad Thohri, dan Lalu Fauzi Haryadi mengunjungi Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB) sebuah perguruan tinggi yang dikelola langsung oleh kerajaan, saat berdiri 2007 di bawah duli Sultan Haji Hassanal Bolkiah. Tim Riset melakukan observasi dan wawancara dengan para pimpinan, dosen dan kepala pusat kajian terkait.

Tim UIN Mataram diterima oleh Pengiran Hajah Norwidayawati binti Pengiran Haji Metusin, Dekan/Pengarah/Penolong Profesor) didampingi Abdul Rahman bin Haji Ajak (Penolong Pensyarah), dan Muhammad Razin bin Ramli. Rombongan diterima di Kantor Dekanat dalam suasana terbuka dan persahabatan. Ibu Dekan mengapresiasi kerjasama riset sebagai internasionalisasi perguruan tinggi dalam kajian-kajian yang spesifik.

Dekan yang alumni salah satu Universitas kenamaan di Mesir itu menjelaskan bahwa pelestarian Thurast dan Jawi diinisiasi oleh kolej dengan pendirian (baca: penubuhan) Pusat Penyelidikan dan Pengajian Jawi dan Kitab Turath yang kemudian dibuat spesifik untuk pengajian (studi pembelajaran) saja dengan nama Pusat Pengajian Jawi dan Kitab Thurats (PPJKt)

Keputusan penubuhan Pusat ini merupakan resolusi Seminar Serantau Kitab Turath Oktober 2010 di Dewan Tarbiyah KUPU SB anjuran bersama Pusat Ilmu Teras (PIT) dan Fakulti Usuluddin Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan. 

Negara dalam hal ini Sultan mengambil keputusan strategis politis terkait kehadiran agama dalam pendidikan. Negara Brunei mewajibkan Jawi sebagai pelestari agama di ranah agama di ranah pendidikan dan politik pendidikan. Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara menyampaikan: “Tulisan Jawi tidak wajar dibebankan kepada KUPU SB sahaja, sedangkan ia menyangkut tanggungjawab semua. Kerana bukankah Tulisan Jawi itu, sama dengan Bahasa, merupakan jiwa dan identiti bangsa. Jawi dan Thurats milik bersama, maka semua pihak, terutama pusat-pusat pengajian tinggi, wajarlah bergerak bersama-sama, bantu membantu untuk mendaulatkan warisan ini.”

Tulisan Jawi dan bahasa Jawi adalah jiwa dan identitas bangsa Brunei Darussalam. Inilah distingsi yang dimiliki Brunei dibanding negara Melayu kawasan.

Sebagai Pusat dan sumber kajian Jawi dan Kitab Turath “milik Raja” terobsesi membumikan Jawi dan Thurath di bumi  Melayu, sesuai visinya. Adapun misi yang diemban adalah menjadi pusat kajian bereputasi internasional dalam penggunaan, penjagaan, penyelarasan, perkembangan dan penyebaran Jawi dan Thurath di Negara Brunei Darussalam dan dunia internasional dalam bentuk kegiatan promosi, latihan, konsultasi dan khidmat nasihat. Itu semua untuk kepentingan masyarakat dan negara. Pusat dihajatkan sebagai lembaga budaya penyelidikan jawi dan kitab turath di kalangan ilmuan lokal internasional. Ini juga dihajatkan sebagai pusat koleksi data dan maklumat serta bahan-bahan rujukan Islam.

Ada berbagai temuan awal yang memantik peneliti untuk mengkaji lebih dalam melalui FGD. Jawi dikaji sebagai bahasa juga sebagai budaya. Melayu dikaji dalam bahasa Melayu dengan bahasa pengantar Rumi (Latin). Adapun Jawi menjadi kajian Pegon dan bahasa Melayu yang diintrodusir teks kitab thurath berbahasa Arab.

Riset ini berorientasi pada terciptanya kolaborasi internasional yang menghasilkan riset internasional dalam bentuk publikasi artikel di jurnal bereputasi internasional.@humas