Berita Humas: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram menggelar Studium General  Semester Genap dengan mengedepankan tema “ When Science Meets Religion” Membumikan Paradigma Horizon Ilmu dalam Teaching & Learning, yang menghadirkan Narasumber Agus Purwanto Ahli Fisika dari Institut Tekhnologi Surabaya.
Ketua Panitia Dr. Ahmad Asari, dalam laporannya menyampaikan dengan penuh semangat tentang persiapan tekhnis hingga digelarnya acara ini, partisipasi mahasiswa sebanyak 1 327 orang telah memadati halaman kampus FTK yang berlangsung pada hari Selasa, (20/02).
Dekan FTK Dr. Hj. Lubna dalam sambutanya menyampaikan apresiasi dan berterimakasih atas kehadiran narasumber, kesiapan panitia dalam mengorganisir segala potensi hingga terlaksananya kegiatan ini dengan baik, begitu pula kepada semua dosen dan karyawan serta seluruh mahasiswa FTK.
Dr. Hj. Lubna yang merupakan salah satu srikandi UIN mataram ini dengan gaya khasnya setiap kalimat selalu diiringi dengan senyuman. Beliau membangkitkan semangat mahasiswa dengan mengutip ungkapan motivator terkemuka “Untuk menjadi orang maju tidak perlu menjadi orang jepang, orang Korea, orang Cina, orang Amerika, tetapi majulah menjadi orang Indonesia yang berbudaya”.
Lebih lanjut ibu Dekan menegaskan bahwa semangat harmonisasi hubungan antara agama dan sains di FTK UIN Mataram telah dimulai dalam berbagai karya artikel para dosen yang mengangkat seputar isu agama dan sains. Bahkan semuanya sudah diramu dalam satu kemasan yaitu buku Horizon Ilmu yang sudah diterbitkan.
Wakil Rektor Tiga Dr. Hj. Nurul Yaqin mewakili rektor dalam sambutanya menyampaikan bahwa judul kuliah umum FTK hari ini sangat tepat, relasi sains dan agama telah menjadi topik yang cukup hangat di kalangan ilmuwan sejak lama, Alhamdulillah hari ini kita duduk bersama untuk mengkaji lebih dalam.
Narasumber Agus Purwanto mengawali materinya menyampaikan bahwa Al-Qur’an memuat 1. 108 ayat yang mengandung kata bagian dari alam, seperti air, awan, besi, bintang, langi dan segala isinya. Jika kita perhatikan dengan lebih seksama, ayat2 tersebut secara tegas menuntun kepada konstruksi ilmu alam dan ilmu-ilmu lainnya.
Ahli Fisika ITS tersebut telah menghitung sampai tujuh kali, akhirnya diperoleh 800 ayat tentang fenomena dan bagian dari alam semesta.  Kondisi tersebut memberikan kekuatan bagi agama untuk selalu mengontrol pencapaian-pencapain dalam bidang sains dan teknologi. Penemuan-penemuan sains dan teknologi yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama harus dihentikan agar tidak merusak nilai-nilai kesakralan agama.
Sebagai point penting gerakan membangun hubungan harmonisasi antara sains dan agama telah berkembang pesat, salah satu bentuk kongkritnya adalah keberadaan jurusan bahkan fakultas science di perguruan tinggi islam seperti di UIN Mataram ini adalah merupakan jawaban harmonisasi agama dengan science.  Wallahu A’lam (Adita@humasuin)