AICIS 2016
BERITA-FSEI.COM
ISLAM Indonesia telah melalui perjalanan panjang dan dinamis serta kaya dengan nilai-nilai tradisi dan budaya. Sebagai negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia sangat pluralistik dan multikulturalis. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa Islam Indonesia memiliki karakter unik dibandingkan negara lain.
Muslim Indonesia dianggap mampu mempertemukan secara damai antara Islam dan modernitas, Islam dan demokrasi, Islam dan hak asasi manusia, serta Islam dan multikulturalisme. Sikap dan budaya toleransi antarumat beragama menjadi kunci terwujudnya kehidupan harmonis masyarakat yang majemuk, tetapi tidak meninggalkan kemurnian ajaran Islam.
Tindakan saling menghargai dan menghormati ini sekaligus cermin kearifan lokal yang tidak boleh ditinggalkan. Masyarakat Timur Tengah dan dunia Islam tengah belajar dengan Indonesia. Dalam konteks tersebut, kehadiran forum kajian merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangan peradaban dalam berbangsa dan bernegara ditengah pergolakan pemikiran.
Forum Internasional AICIS
Meningkatkan peradaban dapat diperoleh melalui manifestasi dari pikiran hidup dari para ulama yang berasal dari penyelidikan yang mendalam dengan paradigma multifaset. Hal ini, antara lain yang mendasari digelarnya Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) oleh Kementerian Agama.
AICIS merupakan forum ilmiah tahunan yang mempertemukan para pakar, peminat, akademisi, serta pengkaji ilmu-ilmu keislaman dari seluruh perguruan tinggi nasional dan dari berbagai belahan dunia. Seperti dari Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, dan Asia Tenggara.
Ini menjadi sebuah forum akademik untuk mencatat sarjana, magister, doktor, maupun guru besar dunia muslim dan nonmuslim yang peduli tentang negara of the art studi Islam, terutama untuk dosen perguruan tinggi agama Islam di Indonesia.
Dalam forum ini, ide-ide brilian yang terkait dengan tema konferensi muncul dan diteliti dalam sesi seminar untuk memastikan bahwa ide-ide yang tidak hanya secara ilmiah dapat diterima, tetapi juga sosial-budaya yang berlaku demi pencapaian masyarakat sipil Islam.
AICIS adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya agar kualitas keagamaan dan keragaman semakin membaik. AICIS yang digelar pada 1—4 November 2016 dengan mengangkat tema The contribution of Indonesian Islam to the world civilization ini diharapkan mampu menjadi wadah dan media untuk membangun intellectual networking bagi para dosen, peneliti, dan pengkaji Islam. Mengingat forum ini merupakan sebuah refleksi diri dan upaya dedikatif untuk menghadirkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan baru, dan pengembangan metodologi keilmuan.
Forum ini memiliki peran strategis, di antaranya menjadi focal point gerakan pembaruan pemikiran Islam sebagai respons atas dinamika modernisasi. Termasuk menjadi mediating structure atau cultural broker guna memandu masyarakat menyongsong perubahan sosial agar tetap berada dalam mengapresiasi modernitas tanpa kehilangan identitas keislamannya.
Dalam AICIS kali ini, berdasarkan hasil penilaian Tim Reviewer Paper AICIS terhadap ribuan submitted papers yang diterima oleh panitia melalui sistem web online maupun surat elektronik, sebanyak 350 makalah diterima (accepted papers) untuk dipublikasikan dan dipresentasikan dalam forum ini.
Ratusan makalah itu terbagi dalam dua kategori. Kategori pertama adalah pemakalah terpilih (selected presenters) yang akan diundang untuk mengikuti kegiatan AICIS 2016 dan wajib mempresentasikan paper-nya dalam forum parallel session. Kategori kedua, pemakalah mandiri yang diundang untuk mengikuti AICIS dan dapat mempresentasikan paper-nya dalam forum parallel session.
AICIS bertujuan memperkuat intellectual networking antara para dosen dan peneliti dengan tokoh-tokoh dunia sesuai dengan ilmu yang ditekuninya. Karena itu, AICIS ke-16 ini menghadirkan pemateri dari dalam negeri dan luar negeri. Nama-nama yang dijadwalkan hadir, antara lain Prof Dr Monchef Ben Abdel Jelil (University de Saosa Tunisia), Prof Dr Sumanto Al-Qurtubi (King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi), Dr Annabel Teh Gallop (British Library), Prof Wan Mohd Nor Wan Daud (ISTAC Malaysia), dan Prof Bhajan Grewal (Victoria University).
Selain itu, dijadwalkan hadir juga Dr Minako Sakai (UNSW), Prof Tomas Lindgren (Umea University, Swedia), Dr Kevin W Fogg (Oxford University), Habiburrahman el-Shirozi (Indonesian Novelist/Humanist), Dr Muhammad Hadi bin Muhammad Melayong (Brunei Darussalam), Prof Magdy Behman (Estern Mennonite University, AS), Dr Minako Sakai (University of New South Wales, Australia), dan Prof D. David Carter (University of Canberra, Australia).
Sukseskan AICIS di Lampung
Dari tahun ke tahun, selalu ada perubahan tempat dan isu konferensi. Perubahan tempat dimaksudkan untuk memungkinkan lembaga-lembaga negara pendidikan tinggi Islam bergiliran hosting acara tahunan. Diharapkan bahwa mungkin lebih mengeksplorasi potensi dalam institusi tuan rumah serta orang-orang lokal, termasuk dosen dan peneliti dari lembaga lain, para sarjana muslim dan nonmuslim.
Terpilihnya IAIN Raden Intan Lampung sebagai penyelenggara tentu merupakan berkah tersendiri untuk masyarakat Bumi Ruwa Jurai. Sebab, Lampung bisa mempromosikan produk unggulan, wisata, maupun kearifan lokal yang dimiliki daerah ini kepada para ilmuan dalam dan luar negeri. Panitia juga menyediakan stan untuk bazar produk ilmiah keilmuan maupun produk ekonomi kreatif masyarakat Lampung.
Kenapa ini berkah untuk Lampung, karena setidaknya akan hadir 2.000 intelektual dunia akan datang ke Lampung. Selain bisa mempromosikan potensi dan kearifan lokal daerah ini, AICIS juga akan memberikan sumbangsih pemikiran terhadap peradan Islam di Lampung. Karena daerah ini mayoritas muslim sekaligus simbul multikultural, multietnis, dan mulireligius.
Lampung memiliki kekayaan tradisi, nilai-nilai adat dan spritual, serta budaya dan destinasi pariwisata. Keragaman agama, budaya, dan suku yang mampu hidup berdampingan dengan damai, harmonis, dan toleran. Bagi Lampung, semua itu menjadi salah satu modal dan contoh aktual Islam Indonesia yang layak dipromosikan untuk turut membangun peradaban dunia yang plural, damai, dan harmonis.
AICIS di IAIN Raden Intan Lampung yang tinggal hitungan hari dan dijadwalkan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla ini harus disambut dengan penuh sukacita dan disukseskan secara bersama-sama. Baik oleh panitia, sivitas akademika IAIN, pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat Lampung. Dukungan Pemerintah Pusat, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dalam kegiatan itu juga kami diapresiasi, begitu juga dengan dukungan pemerintah daerah dan kepolisian yang siap mengawal konferensi internasional nan penuh manfaat ini. Mari songsong dan sukseskan AICIS 2016!
 
Oleh: Moh Mukri, Guru Besar-Ketua Forum Rektor PTKIN Indonesia