Berita Humas: Sekretariat Kabinet Republik Indonesia menggelar focus group discussion dengan tema manajemen komunikasi pemerintah di era digital. Juru bicara presiden Johan Budi berbagi tips dengan mengundang 36 humas dan salah satunya adalah humas UIN Mataram mendapat kesempatan mengikuti FGD tersebut yang berlangsung pada hari jum’at 17 November 2017 di hotel Aston Inn.
Johan budi mengawali penyampaiannya dengan pernyataan yang cukup ringan namun berat, atau istilah bahasa sekarang geli-geli sedap.  Beliau mengatakan bahwa untuk menjadi seorang humas yang baik bukanlah sesuatu yang mudah, profesi ini  mengemban tugas untuk membangun dan meningkatkan reputasi lembaga. Untuk itu, humas  harus memiliki kemampuan paripurna dalam menyajikan citra sebuah lembaga kepada publik atau masyarakat dalam gambaran yang terbaik.
Beliau menegaskan tentang existensi humas sesugguhnya diibaratkan sebagai palang pintu, untuk menjadi humas yang berdaya guna tak hanya dapat dipelajari lewat teori, tetapi harus digali lewat pengalaman yang berharga. Menjalankan fungsi kehumasan haruslah dengan hati dan insting, disitulah terdapat kata kunci kesuksesan humas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang public relation.
Rahasia sukses Johan Budi sewaktu menjadi juru bicara KPK dan yang menjadikanya sebagai juru bicara presiden. Johan mengakui beberapa tahun belakangan ini, profesi humas atau publik relation kian diminati, tantangan yang menarik dan peluang menjalin jaringan kerja yang tinggi, menjadi daya tarik tersendiri.
Selain itu, penting juga untuk membekali diri dengan keterampilan berbicara, memiliki inisiatif yang baik, berani mengambil risiko, dan berpikir kreatif.
Saya merasa semakin penasaran dengan gaya dan irama sajian yang dihidangkan pak johan budi yang dulu menjadi humas di KPK dan sekarang menjadi juru bicara presiden.  Sewaktu menjadi narasumber hampir sama dengan waktu berbicara depan media, gaya bahasa yang tertata rapi seakan menutup ruang untuk melahirkan pertanyaan susulan dari jawabanya. Kayaknya tidak mudah dan perlu waktu untuk mempelajari karakteristik kehumasan beliau.
Semakin kuat keinginan saya untuk dapat berbicara langsung dengan sang juru bicara presiden.  Tepat setelah selesai menyampaikan materi, langsung saja saya bergegas menuju beliau yang baru saja turun dari panggung. Saya ingin jadi orang pertama yang menyapa pak jubir diantara semua peserta, eh ternyata benar adanya, saya adalah peserta pertama yang mendapat kesempatan diskusi sambil berdiri sekitar 3 menit menyampaikan beberapa hal terkait dengan kehumasan.
Beginilah cuplikan perbincangan saya selaku kasubag humas UIN mataram dengan juru bicara presiden. Pak Johan, saya Suhirman Adita, kasubag humas UIN mataram dan juga sebagai ketua formatur Forum komunikasi humas perguruan tinggi keagamaan negeri se-Indonesia. Kami punya rencana untuk audiensi dengan bapak presiden, mohon arahan dan pendapat pak johan…!!!
Kemudian beliau menjawab, oh… ya, bagus sekali itu, saya sangat senag mendengar geliat para humas, apalagi di perguruan tinggi, humas harus menjadi garde terdepan, segera saja bersurat ke setneg biar segera dapat discedule. Terima kasih pak, foto bareng bentar pak ya…!!! Ya silahkan. Terimakasih. Wallohua’lam (Adita@humasuin)