Kabar Rektorat : Edisi hari Ahad 08 Oktober 2017, kabar rektorat akan menyapa dunia untuk lebih dekat mengenal sosok pejuang tangguh dibalik layar berkibarnya bendera UIN Mataram. Kali ini bidikan kamera humas berhenti tepat di halaman depan gedung rektorat, suasana pagi sekitar pukul 06.25 wita kondisi kampus masih lengang hanya terdapat beberapa pegawai yang sudah mulai berdatangan untuk sekedar bercermin stor muka didepan mesin pinjer.
Tidak banyak yang menghiraukan, menyapa dan peduli dengan apa yang dilakukan oleh bapak paruh baya ini, dialah pak Musirah yang istilah gaulnya sering dipanggil pak MUS. Berbekal keikhlasan dan tanggungjawab yang luar biasa sehingga setiap hari beliau memulai aktivitas paginya dengan memainkan sapu lidi, bahkan kalo sampah dedaunan agak banyak  dia sering memainkan dua sapu kiri dan kanan serta tong sampah yang tidak jauh darinya sebagai senjata andalan saat membersihkan halaman rektorat. Setelah dipastikan semua halaman bersih, selanjutnya tumpukan sampah tersebut harus diangkut ke tempat pembuangan sementara yang jaraknya sekitar 200 meter di luar areal kampus.
Sambil menyeka keringat, beliau menceritakan awal kisahnya masuk sebagai tenaga kebersihan dulu ketika masih bernama STAIN Mataram tahun 1999,  beliau setiap hari mangkal di kampus ini dengan berjualan kacang, belinjo, pisang dan poteng ambon dipikulnya sambil bersiul siul sepanjang jalan keluar masuk dari satu kantor ke kantor lainnya di wilayah kota mataram ini.  Tidak banyak keuntungan yang didapat setiap hari dari profesinya yang dulu, tapi baginya sudah sangat cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarganya. Dalam benaknya tersirat keinginan untuk menjadi pegawai bahkan pernah bermimpi menjadi dosen.
Seandainya ada jalan setapak yang menghubungkan pulau Lombok dengan kota suci Makkah wal Madinah, maka pak musirah lah orang pertama yang berhasil menginjakkan kakinya disana, betapa tidak ! karena sudah 18 tahun pak mus jalan kaki dari rumahnya di perkampungan di desa Bajur Wilayah Lombok Barat, tepatnya dibelakang kantor Korem di Jalan Lingkar. Jarak tempuh yang cukup jauh tidak kurang dari 7 KM (14 Km PP) harus berjalan kaki sejak habis solat subuh meski hujan atau panas bukanlah halangan untuk selalu datang mengerjakan tugas mulia sebagai tenaga kebersihan kampus,  subhanallooh.
Pak Mus adalah sosok orang tua pekerja yang bertanggung jawab, rambut yang sudah mulai memutih, murah senyum, sopan, ramah, pandai menjaga sikap dalam menempatkan orang.  Tidak hanya itu saja, dia selalu menyediakan tangan dan pundaknya untuk siapa saja yang membutuhkan bantuanya, dengan gesit dia akan meyelesikan perintah, mulai dari membelikan nasi bungkus, kopi, rokok, air dan apa saja beliau tidak pernah mengeluh apalagi menolak.
Mengahiri bincang ringan bersama pak Mus, beliau dengan bangga menceritakan potensi lain yang dimilikinya dan disukai oleh semua orang, setiap lawan salaman terutama bapak-bapak dosen dan pegawai selalu memijat jari jemari, tangan, lengan dan pundak dengan cekatan laksana tukang pijat tradisional terlatih, termasuk Bapak rektor Dr. H. Mutawali dulu sering dia pijat waktu beliau masih sebagai dekan di fakultas syari’ah, tapi sekarang setelah beliau jadi rektor saya malu memijatnya dan jarang bisa ketemu karena beliau sibuk sekali.
Dalam pandangan rektor, pak Mus adalah sosok pekerja yang bertanggungjawab dan ihlas, semoga itu semua menjadi amal jariyah.  Selanjutnya beliau menyampaikan apresiasi kepada semua pihak terutama  peran penting para petugas kebersihan dalam mewujudkan kampus yang bersih, nyaman, dan indah. Bisa dibayangkan, jika tanpa kinerja petugas kebersihan yang baik, mustahil kampus menjadi bersih seperti saat ini, dan jika kondisi kotor maka akan berdampak pada ketidaknyamanan semua orang, baik pejabat, dosen, pegawai dan mahasiswa.
Menyadari hal tersebut, Dr. H. Mutawali pada tahun pertama dilantik sebagai rektor dulu pada tahun 2015 langsung menaikkan gaji semua karyawan honorer atau tenaga kontrak dari Rp. 1. 200 000 menjadi Rp. 1. 500 000. Alhamdulillah terima kasih atas kerjasama semua pihak, mari terus kita tingkatkan kinerja professional kita untuk mewujudkan lembaga yang sedang berbenah ini menjadi lebih baik. (Uul/Adita@humasuin)