Berita Humas: Kementerian Agama akan mengantisipasi tumbuhkembangnya pemahaman keagamaan yang tidak moderat di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Salah satu caranya dengan memperkuat pemahaman moderasi beragama kepada mahasiswa baru, (Kamis, 27/05)

Rencana ini dibahas bersama para Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni PTKIN se-Indonesia saat mendisain Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). PBAK dinilai strategis karena menjadi ritus penyambutan mahasiswa baru di UIN, IAIN dan STAIN, serta PTKIS. Rakor ini berlangsung di Malang, 23-25 Juni 2019.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Arskal Salim GP mengatakan, PBAK harus dijadikan momentum untuk mengenalkan bahkan menguatkan pemahaman moderasi beragama. “Di samping pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan PBAK menjadi pintu masuk agar mahasiswa baru paham dengan benar model keberagamaan yang moderat,” tutur Arskal di Malang, Selasa (25/06).

Arskal berharap mahasiswa dikalangan PTKI mengenal sejak dini akan kajian-kajian keagamaan yang ramah dan berdimensi kemanusiaan. “Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, karenanya dalam negara bangsa mahasiswa harus mampu menjadikan sebagai spirit untuk hidup damai di tengah pluralitas,” katanya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama UIN Mataram Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. menegaskan bahwa desain PBAK tahun ini akan direvitalisasi dengan muatan-muatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan.

Lebih lanjut beliau juga berharap agar PBAK menjadi sarana efektif memberikan lapisan bagaimana menjadi muslim Indonesia di tengah kebaragaman. PTKIN harus menjadi teladan bagaimana mendesiminasikan moderasi beragama.

Senada dengan itu, Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ruchman Basori berharap mahasiswa PTKI tumbuh menjadi pribadi yang berkomitmen kepada agama sekaligus bangsa dan negara, bukan menjadi pribadi yang terbelah.

Dikatakanya, bahwa Negara ini berharap banyak dari PTKI menjadi agent moderasi beragama untuk menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa yang nasionalis-religius.

Ruchman mensinyalir pintu-pintu yang dijadikan masuk bagi kelompok radikal dan intoleran adalah momen-moment seperti PBAK, Bimbingan Test Masuk PT, kajian-kajian di kampus dan beberapa organisasi kemahasiswaan. Pertemuan untuk mendesain model PBAK yang bermuatan moderasi beragama mulai tahun ini. Wallahu ‘alam (@humasuinmataram)